PELAKU KORUPSI : Patutkah DIberikan belas kasih ?

Hukuman bagi para koruptor menurut perspektif syari’at islam

Oleh : Tajun Nashr Ms.

A
khir-akhir ini pembahasan-pembahasan di media baik cetak maupun elektronik sedang diramaikan dengan berita-berita heboh namun memilukan dan menyedihkan. Di mana kita melihat nama-nama besar yang juga memiliki posisi penting di publik  -meskipun masih dalam tahap penyidikan- ternyata dikabarkan terlibat kasus penggelapan uang Negara, penyuapan dan kasus-kasus berbau khianat lainnya.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa para koruptor itu –siapapun orangnya- tentunya memiliki andil dan saham besar dalam menciptakan keterpurukan negeri ini. Akibat ulah mereka, banyak bangunan roboh, kecelakaan lalu lintas, harga-harga melambung tinggi, biaya pendidikan selangit, bahkan banyak rakyat yang akhirnya menjadi kelaparan. Dari rentetan akibat buruk di atas, maka apa sebenarnya hukuman yang layak bagi mereka yang benar-benar terbukti melakukan praktek korupsi dan penggelapan uang Negara ini?

Apakah korupsi sama dengan mencuri ?
Kalau dilihat dari jiwa kejahatannya, maka orang yang korupsi itu meskipun berpagkat tinggi sebenarnya derajat mereka sama dengan para maling kelas teri, semacam maling ayam, maling jemuran atau bahkan maling sandal. Namun, jika dilihat dari kacamata hukum islam apakah tindak pidana korupsi ini sama persis dengan pencurian ataukah tidak?

KIRAB : PKL-nya Arek-Arek FoSKI



 

Diantara agenda kegiatan besar yang ada dalam FoSKI adalah KIRAB (Kajian Islam dan Bahasa Arab), kegiatan ini merupakan kegiatan yang rutin dilaksankan oleh Departemen Dakwah setiap liburan musim shoifiyyah. Dimana kegiatan ini menuntut para anggota FoSKI untuk langsung terlibat dan berinteraksi dengan masyarakat, khususnya masyarakat Jawa Timur. Karena FoSKI berasal dari Jawa Timur maka FoSKI juga ingin memberikan timbal balik bagi masyarakat Jatim. Bahkan pada perkembangannya kegiatan ini juga telah merambah wilayah Jawa Tengah.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa sistem di Ma’had kita tidak ada Praktek Kerja Lapangan (PKL) ataupun KKN (Kuliah Kerja Nyata) untuk para mahasiswa semester akhir layaknya kampus-kampus lain. Maka, kegiatan KIRAB ini seakan-akan dijadikan sebagai PKL-nya arek-arek Jatim yang tergabung di FoSKI.

Wujud dari kegiatan ini adalah mengadakan dauroh lughowiyah dan tsaqofiyah di Pesantren-Pesantren di Jatim yang terbagi menjadi dua, intensif (untuk calon-calon mahasiswa yang ingin masuk ke LIPIA) dan non-intensif (terbuka untuk semua santri di pesantren-pesantren Jatim), selain itu juga mengadakan Safari Dakwah di daerah-daerah pelosok Jawa Timur

Untuk tahun ini dauroh intensif insyaallah akan diadakan di P.P. Wali Songo Ponorogo, jika pendaftaran di LIPIA dilaksanakan setelah liburan musim panas. Namun, jika pendaftaran dilaksanakan sebelum liburan, dauroh intensif akan diganti dengan kegiatan Try Out test masuk LIPIA buat para mahasiswa baru. 

Sedangkan dauroh non-intensif diadakan di 5 tempat,-MAN3 Kediri, MA YTP Roudhotul Ilmiyah Kertosono, Ma'had Al-Kahfi Sidoarjo, P.P. Maskumambang Gresik dan Ma'had Ummul Akhyar Tulungagung. Untuk safari dakwah diadakan di dua kota yaitu Magetan dan  Malang.

Untuk itu bagi ikhwah Jatim selamat berjuang dan terjun langsung ke masyarakat melalui percobaan sekilas ini. Amalkan ilmu-ilmu yang antum dapatkan di ma’had dan jangan pernah menyerah....!!!

Hidup Tak Lekang dari Ujian


Hinaan dan cercaan itu tiada hentinya keluar dari mulut kotor para penggunjing, makian, cacian bahkan penganiayaan fisik kerap beliau hadapi di awal-awal dakwah agama yang hanif ini. Beliau sempat dicela sebagai tukang sihir, dukun, bahkan dijuluki sebagai orang gila. Namun tak selangkah pun beliau mundur dalam memperjuangkan risalah ini sampai datanglah pertolongan dari Allah SWT pasca kepindahan beliau ke lahan dakwah baru yang pada akhirnya berujung pada kemenangan hakiki berupa penaklukan dan pembersihan kembali kota suci Allah dari aroma-aroma dan bekas-bekas kesyirikan.

Itulah buah dari keteguhan beliau selama ini dalam menghadapi ujian-ujian dari Rabb-Nya, semua itu beliau hadapi dengan tegar tanpa mengeluh sedikitpun.

Rasanya sudah cukup bagi kita contoh dan tauladan bagaimana keteguhan Nabi Muhammad SAW dalam menghadapi berbagai macam coba’an dan ujian. Sebab jika kita renungkan secara mendalam, maka tidaklah kehidupan dunia ini kecuali tahapan=tahapan test dan ujian yang kadarnya tentu bertahap tergantung dari tingkat keimanan seseorang. Semua pemberian Allah baik berupa nikmat ataupun musibah pada hakikatnya adalah ujian kehidupan. Dari sana akan nampak dengan jelas, siapa yang benar-benar beriman dan orang-orang yang hanya membenar-benarkan kemunafikannya.

Untuk itu dalam menghadapi segala aral melintang dalam perjalanan kehidupan ini diperlukan suatu alat peredam goncangan (shock-breaker) untuk mengurangi goncangan-goncangan yang ada, dan shock-breaker itu bernama kesabaran. Ya...hanya dengan kesabaranlah pedihnya luka serasa gigitan semut belaka, pedasnya cacian seakan-akan angin yang lewat begitu saja, pahitnya hidangan ujian kehidupan serasa manis dan menyejukkan. Shock breaker ini pula yang bisa mengurangi goncangan-goncangan dan letupan-letupan emosi amarah yang  berlebihan. Melalui ucapan ”أستغفر الله العظيم” seakan-akan ada angin segar yang berusaha mematikan kobaran amarah.

Krisis Ulama' : Penyebab dan Dampaknya (2)


Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya :

Sekarang mari coba kita renungkan, bahwa krisis Ulama’ yang sedang melanda umat Islam di Indonesia saat ini ternyata akan berimplikasi dan berdampak terhadap munculnya begitu banyak persoalan serta problematika kehidupan. Mulai dari krisis Iman dan Aqidah, dekadensi moral, tindak pidana kriminal, krisis sosial, ekonomi dan politik. Sehinggga para cendekiawan menyebut hal ini sebagai “Krisis Multi Dimensi”.

Pertama; Krisis Iman dan Aqidah.
Bentuk dari adanya krisis iman dan aqidah, yang saat ini sedang melanda umat Islam khususnya di Indonesia adalah dengan munculnya berbagai aliran sesat serta paham-paham yang menyeleweng dari aqidah Islam. Kata orang, Indonesia adalah negara yang sangat subur, semua tanaman yang ditanam di Indonesia pasti akan tumbuh subur, sangking suburnya tanah Indonesia banyak negara-negara yang hendak ingin menguasai bangsa Indonesia. Sehingga tidak salah kalau ada ungkapan “orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu, dan batu jadi tanaman”. Sehingga kalau memang demikian, hal ini bisa dijadikan sebuah kesyukuran karena kita ditakdirkan oleh Allah SWT untuk hidup di Indonesia. 

Tapi sayangnya, yang tumbuh subur di Indonesia saat ini bukanlah tanaman maupun tubuhan, melainkan aliran atau paham-paham yang menyimpang. aliran ataupun paham sesat ini semakin tumbuh subur seiring dengan krisis ulama’ yang semakin menjadi-jadi.

Krisis Ulama : Penyebab dan Dampaknya (1)


Krisis ulama’ yang sedang melanda bangsa Indonesia saat ini mempunyai dampak yang sangat luar biasa jika
dibandingkan dengan krisis ekonomi yang pernah melanda ataupun sedang melanda bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, persoalan akan krisis ulama’ ini sangat layak dan perlu untuk dikaji dan kemudian dicarikan solusi. Faktor-faktor apa saja yang sebenarnya menyebabkan krisis ulama’ ini terjadi. Dan diantara faktor-faktor itu adalah :

Pertama; Cara pandang yang salah akan definisi “wajib kifayah”
Wajib kifayah sering didefinisikan sebagai suatu kewajiban yang apabila ada salah satu dari umat Islam yang mengerjakannya maka gugurlah kewajiban bagi umat Islam yang lain. Sekilas definisi ini tidak salah, namun sering sekali definisi ini banyak disalah artikan. Artinya, jika umat Islam di Indonesia yang berjumlah kurang lebih dua ratus juta, hanya ada satu ulama’ maka gugurlah kewajiban bagi umat Islam yang lain untuk menjadi ulama’. Begitu juga jika hanya ada satu dari sekian ratus juta umat Islam di Indonesia yang mengerti ilmu faraidh, maka yang lain telah gugur kewajibannya untuk mempelajarinya.

Jika dalam ilmu kesehatan, satu kelurahan saja membutuhkan satu puskesmas untuk melayani kurang lebih 200 masyarakat. Jika penduduk di Indonesia berjumlah kurang lebih 200 juta jiwa, maka setidaknya dibutuhkan satu juta puskesmas untuk melayani masyarakat, belum terhitung jumlah dokter dan perawatnya. Jika hal ini kita analogikan dengan kebutuhan umat Islam khususnya di Indonesia akan kehadiran para ulama’ maka setidaknya harus ada satu juta ulama’ di Indonesia yang mempunyai kafaah syar’iyyah yang mumpuni, bahkan harus lebih dari itu.

Kereta Dakwahku


Masih teringat kejadian sekitar satu bulan silam, seperti biasanya aku bersama teman-teman melalui perjalanan pulang dengan kereta rakyat. Memang denyut ekonomi terasa begitu kencang di sini, ratusan orang yang hilir mudik ke sana kemari demi sesuap nasi. Mulai dari penjual minuman keliling, tukang pecel, mainan anak-anak, alat pijat refleksi, pulsa elektrik sampai yang sekedar memberikan jasa penyemprot...an minyak wangi.
  

Hampir bisa dipastikan kalau mereka bekerja setiap hari. Karena setiap kali menaiki kereta ini hampir selalu menemui wajah-wajah mereka yang bekerja tak kenal lelah.

Namun yang sedikit berbeda di hari itu adalah kami ingin mencoba sedikit merasakan apa yang mereka rasakan. Bersama para rombongan kami mencoba menapaki gerbong demi gerbong seperti yang mereka lakukan. Jika dilihat dari kerjanya mungkin ini cuma pekerjaan sepele. hanya menyebarkan lembaran-lembaran berisi ajakan tertentu kepada para penumpang. Namun, ternyata pekerjaan ini membutuhkan persiapan mental juga.

Karena karakter orang-orang tentunya berbeda-beda. Ada yang menerima dengan senang hati, ada yang kebingungan, tidak mau menerima bahkan sudah menolak sebelum dikasih. (mungkin dikira promosi obat kali...hehehe.

LATAR BELAKANG BERDIRINYA FoSKI








﴿ وماكان المؤمنون لينفروا كافة فلولا نفر من كل فرقة منهم طائفة ليتفقهوا في الدين ولينذروا قومهم إذا رجعوا إليهم لعلهم يحذرون ﴾ التوبة : 122
Artinya  : "Tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu pergi semuanya ke medan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadnya, supaya mereka dapat menjaga diri". (QS. At-Taubah: 122).

Bahwa sesungguhnya menyeru manusia kepada Islam adalah merupakan perbuatan yang paling mulia disisi Alloh Ta’ala. Hal tersebut merupakan tugas mulia seluruh Nabi dan Rosul Alloh Ta’ala. Oleh sebab itu setiap muslim berkewajiban mengikuti mereka dalam berdakwah.

Mahasiswa muslim sebagai aset dakwah harus ikut andil dalam menegakkan dan merealisasikan kehendak Alloh Ta'ala dalam kehidupan bensama ditengah-tengah masyarakat.  Mereka adalah manusia muslim yang harus memiliki kreasi  dan upaya untuk membimbing dan menegakkan umat agar mampu melaksanakan fungsi dan peran masing-masing sebagai khalifah Alloh Ta'ala di muka bumi.

Maka pada tanggal 04 November 1994 M. didirikanlah "Forum Silaturrohim dan Kajian Islam Mahasiswa Jawa Timur di LIPIA Jakarta" (FoSKI). Forum ini merupakan media silaturrohim dan wadah perjuangan untuk menghimpun, menggerakkan dan membina potensi mahasiswa muslim guna mengingatkan peran dan tanggung jawabnya sebagai kader dakwah yang memiliki pemahaman Islam yang shohih dan kerangka berfikir yang benar serta ilmu dan amal.
* disalin dari muqoddimah Anggaran Dasar FoSKI.

Ingat Waktu

Flickr Images

Flag Counter