Pesan Untuk Saudaraku dari Ketua FoSKI
11.30
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil 'Alaamiin, Hamdan Yaliiqu bi Jalaalihi wa 'Adziimi Sulthoni, Usholli Wa Usallim 'Ala Hadzal Basyiir, Nabiyyina Muhammad 'alaihi wa aalihi afdhalus shalawat wa azka Taslim, amma ba'du
Teman-teman yang saya hormati,
Izinkan saya menulis sebuah catatan untuk berbagi rasa
dan pandangan bersama teman-teman. Semoga catatan ini menemui anda dalam
keadaan baik, sehat dan makin semangat.
Saya
katakan kepada teman-teman, bahwa kegiatan kita kali ini adalah akan membuka
sebuah fase perjuangan. Perjuangan untuk Dien ini, juga perjuangan untuk daerah
kita sendiri. Untuk itu, mari kita jalani dengan cara terhormat. Perjuangan
bersama ini terasa cemerlang, bukan karena sorot lampu terang penuh pujian.
Perjalanan ini cemerlang karena kristal keringat teman-teman di seluruh daerah,
karena sorot mata dan hati yang tulus. Ini yang membuat kita harus makin
bersyukur.
Untuk teman-teman yang nanti akan terjun di daerah, saya tekankan sekali lagi makna apa yang diberikan
di setiap peran yang kita lakukan. Peran bisa berganti, tapi di peran
apapun kita harus memberikan makna yang positif dan harus bisa menjalankannya
dengan cara yang terhormat. Saya percaya, bahwa teman –teman dapat
melakukannya. Mari kita saling jaga agar semangat kita adalah semangat membuat forum
ini lebih baik. Tolong transfer semangat ini kepada teman-teman Asatidz yang nanti akan berada di
tempat daurah masing-masing.
Sebagai
Ustadz, Anda adalah role model, Anda menjadi sumber inspirasi. Kita semua
yakin, mengajar itu adalah memberi inspirasi. Menggandakan semangat, menyebarkan
harapan dan optimisme.
Saya
yakin pengalaman satu pekan ini akan menjadi bagian dari sejarah hidup yang
tidak mungkin bisa teman-teman lupakan: anak-anak didik itu akan selalu menjadi
bagian dari diri Anda.
Di
tempat itu teman-teman akan menorehkan jejak, menitipkan pahala; bagi para
siswa di sana,
mata
mereka bisa berbinar karena kehadiran Anda. Anda hadir memberikan harapan. .
Anda hadir membuat anak-anak itu memiliki mimpi. Anda hadir membuat para orang
tua di sana ingin memiliki anak yang terdidik seperti anda. Anda hadir
merangsang mereka untuk punya cita-cita, punya mimpi. Mimpi adalah energi
mereka untuk meraih baju baru di masa depan. Anda hadir disana, di sekolah
mereka, Anda hadir membukakan pintu menuju masa depan yang jauh lebih baik.
Keberhasilan
Anda menjadi leader di hadapan anak-anak adalah pengalaman leadership yang
kongkrit. Biarkan anak-anak itu memiliki Anda, mencintai Anda, menyerap ilmu
Anda, mengambil inspirasi dari Anda. Anda mengajar selama sepekan, tapi
kehadiran Anda dalam hidup mereka adalah
seumur
hidup, dampak positifnya seumur hidup.
Dan
untuk teman-teman, hari ini adalah saatnya. Saat meneguhkan niat serta
menguatkan kemauan luhur itu. Izinkan anak-anak di sekolah itu mencintai, meraih
inspirasi dan berbinar menyaksikan kehadiranmu. Setelah selesai kegiatan
ini maka label Ustadz akan menempel seumur hidup. Jejak kalian di sana akan
dicatat dengan pahala, akan ditandai dengan peluk persaudaran dan bersemai di
kenangan anak-anak hingga generasi mendatang. Kelak, setiap anak-anak itu
berhasil meraih mimpinya, maka pahala kalian selalu ada di dalamnya.
Teman-teman tercinta, teguhkan niatmu. Datangilah sekolah itu dengan keikhlasan,
dengan rendah hati, dengan kesantuan, dengan kasih sayang. Sambutlah kehadiran
anak-anak itu di kelasmu dengan rasa cinta, belai rambut mereka dengan kasih,
tatap wajah polos mereka dengan pancaran senyum dan berikan yang terbaik darimu
untuk mereka. Izinkan anak-anak berbinar melihatmu, belajar untuk maju darimu,
mencintai ilmu darimu dan memandangmu sebagai visualisasi mimpi mereka dan
visualisasi mimpi orang tua mereka. Izinkan mereka bermimpi bisa meraih apa-apa
yang anda sudah raih. Tebarkan kesabaran, tumbuhkan pengetahuan, dan tanamkan
ketangguhan berjuang di dada mereka.
Mari
kita renungi sebenar penggalan ilustrasi ini,
Ilustrasi yang sering digunakan adalah tentang 3 orang tukang kayu yang membangun sebuah rumah ibadah. Tukang kayu pertama semata-mata melakukannya untuk mendapatkan uang. Purpose yang ia miliki hanya sebatas tujuan materi. Maka setiap detik dalam pekerjaan baginya hanya merupakan tambahan beban. Cepat selesai, cepat dapat upah. Itulah hal utama yang dikejarnya.
Sedangkan tukang kayu kedua menikmati pekerjaannya sebagai bagian dari sebuah proses penciptaan karya seni. Ia ingin agar namanya terukir dan dikenang oleh setiap orang yang mampir di rumah ibadah itu nanti. Karenanya ia berusaha untuk menciptakan sentuhan artistik di setiap kayu yang dipasangnya. Tujuan hidupnya adalah mendapatkan pengakuan. Ia ingin dikenang oleh banyak orang.
Sedangkan tukang kayu ketiga menganggap bahwa pekerjaan yang ia lakukan merupakan ibadah. Setiap titik keringat yang menetes ia nikmati, setiap hasil yang diperoleh ia syukuri. Tujuan hidupnya adalah pengabdian kepada Sang Pencipta melalui penciptaan karya di dunia. Inilah purposenya.
Hasil akhirnya secara fisik mungkin tidak akan jauh berbeda. Perbedaaan akan terlihat saat upah yang dibayarkan ternyata tidak sesuai harapan, atau saat pujian ternyata tidak didapatkan. Kedua tukang kayu pertama mungkin tidak akan pernah lagi melakukan pekerjaan serupa. Berbeda dengan tukang kayu ketiga, karena memang bukan 2 hal tersebut yang menjadi tujuan utamanya.
Teman-teman
tercinta, sekali lagi teguhkan niatmu. Samudera peluang mengabdi itu ada di
hadapanmu. Arungi dengan semangat, arungi dengan optimisme, arungi dengan
pengetahuan. Dan kelak kembalilah dengan berderet tanda pahala di pundakmu.
Pahala langgeng dan kenangan permanen yang bisa kalian ceritakan sampai pada
anak-cucu nanti.
Saya
tulis ini semua dengan rasa haru, rasa bahagia, rasa bangga, dan dengan gelora
optimisme. InsyaAllah, Jawa Timur kita akan menjadi lebih baik, lebih maju
lewat langkah-langkah kecil ini. Semoga saya diizinkan Allah untuk bisa menemani langkah kalian di
daerah. Min Huna Nabda’ wa fil Jannati Naltaqiy, Insha Allah.
-Menjadi guru itu mulia. Menjadi guru itu
wajar. Dan, adanya guru di daerah itu biasa. mengajar bukanlah sebuah
pengorbanan, itu adalah sebuah kehormatan.-
Salam hangat,
Ardi Fardan
Ardi Fardan
0 komentar